Kamis, 02 April 2015

Semuanya berbeda


        Untuk seseorang dari masalalu, yang kepolosannya selalu membuatku kagum,

      Entah kenapa tiba-tiba aku merindukan sosok dirimu yang dahulu selalu kubanggakan, yang dahulu selalu kunantikan kedatanganmu, yang dahulu selalu membuatku tersenyum. Aku merindukanmu, merindukan kita yang dulu, merindukan saat-saat kita sering duduk satu bangku . Aku merindukanmu.

      Pernahkah kamu ingat, dahulu, setiap malam kamu selalu mengirimkan pesan singkat yang berisi ucapan selamat malam ataupun selamat tidur untukku? Kamu yang tidak pernah mau jujur tentang bagaimana perasaanmu padaku? Kamu yang tiba-tiba memaafkanku saat aku bilang aku sudah tidak membutuhkanmu lagi? Ingatkah kamu tentang semua itu? :')

      Kemarin aku bertemu denganmu yang sudah melupakan semuanya, yang sudah menjalin hubungan lebih dari teman dengan wanita lain. Aku sadar bahwa sekarang aku hanya bisa melihatmu, dan tentu saja mendoakanmu dari jauh. Biarlah aku memperjuangkanmu di sini, dan kau bersenang-senang di sana. :’)

      Aku sedih ketika aku tahu bahwa wanita itu adalah temanku sendiri. Aku bodoh. Seharusnya aku senang melihatmu bahagia dengan seseorang yang menurutmu lebih baik daripada aku, tapi mengapa seakan-akan aku ingin kau kembali kepadaku dan membuatnya kembali seperti dahulu ? Bodohnya diriku.

      Hari ini aku mencoba bertanya padamu melalui sebuah sosial media, aku bertanya mengapa pesan singkat yang kukirim padamu tak juga memberikanku sebuah laporan pengiriman. Aku juga bertanya apakah nomormu yang kukirimi pesan singkat itu masih aktif, dan jika sudah tidak aktif akupun ingin mengatahuinya. Tapi ternyata apa yang aku dapatkan? Aku mendapatkan kemarahanmu, aku tidak tahu dimana letak kesalahanku. Kau mengatakan jika aku tidak perlu mengetahui itu karena percuma saja, toh kalau aku mengirimkan pesan singkat padamu kau juga tidak akan membalasnya :’)

      Kini aku merasa kepolosanmu sudah hilang, sekarang kau adalah orang yang berbeda. Kau bukan lagi anak laki-laki polos yang dahulu menyayangiku, yang dahulu mau mengerti tentangku. Salahkah jika sekarang aku mengharapkanmu kembali seperti dahulu dan kembali menganggapku lebih dari itu? :’)

               Dari seorang anak kecil yang sekarang kehadirannya tidak pernah berarti  bagimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar