Jumat, 05 September 2014

Konferensi Asia-Afrika dan Pengaruhnya bagi Solidaritas dan Perjuangan Kemerdekaan

 Sebelum Konferensi Asia-Afrika dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan konferensi pendahuluan sebagai persiapan. Konferensi pendahuluan tersebut sebagai berikut :

A.Konferensi Kolombo (Konferensi Pancanegara I)

   Konferensi pendahuluan yang pertama diselenggarakan di Kolombo, ibu kota negara Sri Lanka, pada tanggal 28 April-2 Mei 1954. Konferensi itu dihadiri oleh lima perdana menteri negara sebagai berikut.

  • Perdana Menteri Pakistan : Mohammad Ali 
  • Perdana Menteri Sri Lanka : Sir John Kotewala
  • Perdana Menteri Burma (Myanmar) : U Nu
  • Perdana Menteri Indonesia : Mr. Ali Sastroamijoyo
  • Perdana Menteri India : Jawaharlal Nehru
 Konferensi Kolombo secara aklamasi memutuskan mengadakan Konferensi Asia-Afrika dan Indonesia ditunjuk sebagai penyelenggara kinferensi tersebut.

B. Konferensi Bogor (Konferensi Pancanegara II)

   Konferensi pendahuluan yang kedua diselenggarakan di Bogor pada tanggal 22-29 Desember 1954. Konferensi itu dihadiri pula para perndana menteri negara-negara peserta Konferensi Kolombo untuk mematangkan gagasan masalah yang akan dibahas dalam konferensi nantinya.

   Hasil Keputusan Konferensi Bogor adalah sebagai berikut :
  • Konferensi Asia-Afrika akan diselenggarakan di Bandung pada bulan April 1955.
  • Penetapan negara-negara yang akan diundang sebagai peserta Konferensi Asia-Afrika.
  • Hal-hal yang akan dibicarakan dalam Konferensi Asia-Afrika,
  • Dukungan terhadap tuntutan Indonesia mengenai Irian Barat.
C. Pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika
    Sesuai dengan rencana, Konferensi Asia-Afrika (KAA) diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18-24 April 1955. KAA dihadiri oleh wakil-wakil 29 negara berikut ini.
  • Negara pengundang meliputi Indonesia, India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma (Myanmar)
  • Negara yang diundang meliputi Filipina, Muangthai, Kamboja, Laos, RRC, Jepang, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Nepal, Afghanistan, Iran, Irak, Arab Saudi, Suriah, Yordania, Lebanon, Turki, Yaman, Mesir, Sudan, Ethiopia, Liberia, Libya, Ghana.
  Tujuan diadakannya KAA adalah sebagai berikut :
  • Memajukan kerja sama bangsa-bangsa Asia-Afrika di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan
  • Menghapus diskriminasi ras dan kolonialisme
  • Memperbesar peranan Asia-Afrika di dunia dan ikut serta mengusahakan perdamaian dunia
 Pada saat konferensi, setelah membicarakan beberapa masalah yang menyangkut kepentingan negara-negara Asia-Afrika khususnya dan negara-negara di dunia pada umumnya,  segera mengambil keputusan penting sebagai berikut :
  1. Memajukan kerjasama bangsa-bangsa Asia-Afrika di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
  2. Menuntut kemerdekaan bagi Aljazair, Tunisia, dan Maroko.
  3. Mendukung tuntutan Indonesia atas Irian Barat dan tuntutan Yaman atas Aden.
  4. Menentang diskriminasi ras dan kolonialisme dalam segala bentuk.
  5. Aktif mengusahakan perdamaian dunia.
 Para peserta KAA menyepakati sepuluh prinsip yang dinyatakan dalam KAA. Prinsip itu dikenal dengan nama Dasasila Bandung atau Deklarasi Bandung (Bandung Declaration).
 Konferensi Asia-Afrika membawa pengaruh yang besar bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan rakyat Asia-Afrika yaitu sebagai berikut :
  • Konferensi Asia-Afrika sebagai perintis dalam membina solidaritas bangsa-bangsa dan merupakan titik tolak untuk mengakui kenyataan bahwa semua bangsa di dunia harus dapat hidup berdampingan secara damai.
  • Konferensi Asia-Afrika merupakan cetusan rasa setia kawan dan kebangsaan bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk menggalang persatuan.
  • Konferensi Asia-Afrika merupakan penjelmaan kebangkitan kembali dari bangsa-bangsa Asia-Afrika.
  • Konferensi Asia-Afrika merupajan pendorong bagi perjuangan kemerdekaan bangsa di dunia pada umumnya dan Asia-Afrika khususnya.
  • Konferensi Asia-Afrika memberikan pengaruh yang besar terhadap perjuangan bangsa-bangsa Asia-Afrika dalam mencapai kemerdekaannya.

 Selain membawa pengaruh bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan bangsa Asia-Afrika, Konferensi Asia-Afrika juga menimbulkan pengaruh yang penting bagi perkembangan dunia, yaitu :
  • Konferensi Asia-Afrika mampu menjadi penengah dua blok yang salinh berseteru sehingga dapat mengurangi ketegangan akibat Perang Dingin dan mencegah terjadinya perang terbuka.
  • Gagasan Koferensi Asia-Afrika berkembang lebih luas lagi dan diwujudkan dalam Gerakan Nonblok.
  • Politik bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Myanmar, dan Sri Lanka tampak mulai diikuti negara-negara yang tidak bersedia masuk Blok Timur (Uni Soviet) ataupun Blok Barat (Amerika Serikat).
  • Belanda cemas dalam menghadapi Blok Asia-Afrika di PBB, sebab dalam Sidang Umum PBB, Blok Asia-Afrika  mendukung tuntutan Indonesia atas kembalinya Irian Barat ke pangkuan NKRI.
  • Australia dan Amerika Serikat mulai berusaha menghapuskan diskriminasi ras di negaranya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar