Abu bakar Muhammad bin Zakaria Al-Razi dikenal di Barat sebagai Rhazes. Dia adalah salah seorang ilmuwan Iran yang hidup pada 864-930. Al-Razi lahir di Rayy, Teheran, pada 865. Di awal kehidupannya, dia sangat tertarik dengan seni musik. Namun, dia juga tertarik dengan ilmu-ilmu pengertahuan lainnya sehingga kebanyakan masa hidupnya dihabiskan untuk mengkaji kimia, filsafat, logika, matematika, dan fisika. Pada akhirnya dia dikenal sebagai ahli pengobatan seperti Ibnu Sina, tetapi semula Al-Razi adalah seorang ahli kimia.
Menurut sebuah riwayat yang dikutip oleh Nasr (1968), Al-Razi meninggalkan dunia kimia karena penglihatannya mulai kabur akibat eksperimen-eksperimen kimia yang meletihkannya. Lalu, dengan bekal ilmu kimianya yang luas dia menekuni dunia medis-kedokteran yang rupanya menarik minatnya ketika muda. Menurut Al-Razi, seorang pasien yang sembuh dari penyakitnya disebabkan oleh respon reaksi kimia yang terdapatdi dalam tubuh pasien tersebut.
Dalam waktu yang relatif cepat, Al-Razi mendirikan rumah sakit di Rayy, salah satu rumah sakit yang terkenal sebagai pusat penelitian dan pendidikan medis. Selang beberapa waktu kemudian, dia juga dipercaya memimpin rumah sakit di Baghdad.
Beberapa ilmuwan Barat berpendapat bahwa Al-Razi adalah penggagas ilmu kimia modern. Hal ini dibuktikan dengan hasil karya tulis dan hasil penemuan eksperimennya. Al-Razi berhasil memberikan informasi lengkap dari beberapa reaksi kimia serta deskripsi dan desain lebih dari dua puluh instrumen untuk analisis kimia. Dia juga dapat memberikan deskripsi ilmu kimia secara sederhana dan rasional.
Sebagai seorang kimiawan, Al-Razi adalah orang pertama yang mampu menghasilkan asam sulfat dan beberapa asam lainnya yang bahkan penggunaan alkohol untuk fermentasi zat yang manis. Beberapa karya tulis ilmiahnya dalam bidang ilmu kimia, yaitu :
1. Al-Asrar, membahas teknik penanganan zat-zat kimia dan manfaatnya.
2. Liber Experimentorum, membahas pembagian zat ke dalam hewan, tumbuhan, dan mineral yang menjadi cikal bakal kimia organik dan kimia non-organik
3. Sirr al-Asrar, membahas (a) ilmu dan pencarian obat-obatan dari sumber tumbuhan, hewan, dan galian serta simbolnya, juga jenis terbaik untuk digunakan dalam perawatan; (b) ilmu dan peralatan yang penting bagi kimia serta apotek; (c) ilmu dan tujuh tata cara serta teknik kimia yang melibatkan pemrosesan raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam-logam lain seperti emas, perak, tembaga, timbal, dan besi.
Menurut H.G Wells, para ilmuwan Muslim adalah golongan pertama yang menggagas ilmu kimia. Mereka telah mengembangkan ilmu kimia selama sembilan abad, sejak abad ke-8M.
Al-Razi wafat pada 925.
Menurut sebuah riwayat yang dikutip oleh Nasr (1968), Al-Razi meninggalkan dunia kimia karena penglihatannya mulai kabur akibat eksperimen-eksperimen kimia yang meletihkannya. Lalu, dengan bekal ilmu kimianya yang luas dia menekuni dunia medis-kedokteran yang rupanya menarik minatnya ketika muda. Menurut Al-Razi, seorang pasien yang sembuh dari penyakitnya disebabkan oleh respon reaksi kimia yang terdapatdi dalam tubuh pasien tersebut.
Dalam waktu yang relatif cepat, Al-Razi mendirikan rumah sakit di Rayy, salah satu rumah sakit yang terkenal sebagai pusat penelitian dan pendidikan medis. Selang beberapa waktu kemudian, dia juga dipercaya memimpin rumah sakit di Baghdad.
Beberapa ilmuwan Barat berpendapat bahwa Al-Razi adalah penggagas ilmu kimia modern. Hal ini dibuktikan dengan hasil karya tulis dan hasil penemuan eksperimennya. Al-Razi berhasil memberikan informasi lengkap dari beberapa reaksi kimia serta deskripsi dan desain lebih dari dua puluh instrumen untuk analisis kimia. Dia juga dapat memberikan deskripsi ilmu kimia secara sederhana dan rasional.
Sebagai seorang kimiawan, Al-Razi adalah orang pertama yang mampu menghasilkan asam sulfat dan beberapa asam lainnya yang bahkan penggunaan alkohol untuk fermentasi zat yang manis. Beberapa karya tulis ilmiahnya dalam bidang ilmu kimia, yaitu :
1. Al-Asrar, membahas teknik penanganan zat-zat kimia dan manfaatnya.
2. Liber Experimentorum, membahas pembagian zat ke dalam hewan, tumbuhan, dan mineral yang menjadi cikal bakal kimia organik dan kimia non-organik
3. Sirr al-Asrar, membahas (a) ilmu dan pencarian obat-obatan dari sumber tumbuhan, hewan, dan galian serta simbolnya, juga jenis terbaik untuk digunakan dalam perawatan; (b) ilmu dan peralatan yang penting bagi kimia serta apotek; (c) ilmu dan tujuh tata cara serta teknik kimia yang melibatkan pemrosesan raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam-logam lain seperti emas, perak, tembaga, timbal, dan besi.
Menurut H.G Wells, para ilmuwan Muslim adalah golongan pertama yang menggagas ilmu kimia. Mereka telah mengembangkan ilmu kimia selama sembilan abad, sejak abad ke-8M.
Al-Razi wafat pada 925.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar