Gladiator adalah petarung profesional di Romawi Kuno yang
berpartisipasi dalam pertarungan terorganisir untuk tujuan hiburan umum.
Pertarungan ini biasanya dipentaskan di arena besar yang disaksikan banyak penonton.
Gladiator banyak dijadikan tema dalam berbagai budaya populer modern termasuk film dan komik.
Seorang gladiator di Roma bisa berasal dari berbagai kalangan, di antaranya budak, penjahat yang sudah dihukum, atau tawanan perang.
Gladiator biasanya dibeli dari orang-orang yang mengkhususkan diri dalam pelatihan dan pengelolaan gladiator.
Namun, gladiator juga bisa berasal dari orang bebas yang memang memutuskan untuk menjadi seorang petarung.
Pada masa itu terdapat pula gladiator wanita meski dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan laki-laki.
Pertarungan gladiator biasanya menjadi peristiwa besar. Sebelum dimulai, penonton akan dihibur dengan pertarungan hewan atau eksekusi publik.
Saat bertarung, gladiator bisa melawan sesama gladiator lain atau melawan berbagai binatang buas seperti singa.
Meskipun pertarungan bisa berlangsung sengit, kematian sebenarnya relatif jarang terjadi.
Banyak biaya harus dikeluarkan untuk melatih seorang gladiator, sehingga sayang jika gladiator harus mati dalam sekali pertarungan.
Namun, ketika seorang gladiator menunjukkan sikap pengecut dan tampil tidak maksimal, maka kematian biasanya akan menjadi akhir bagi mereka.
Bukti sejarah menunjukkan bahwa awal pertarungan gladiator dimulai sekitar abad ke-3 SM.
Pada abad ke-2 M, pertandingan gladiator telah menjadi peristiwa besar di Roma dengan berbagai acara juga diadakan untuk menarik perhatian penonton.
Pada abad ke-4 M, gladiator sebagian besar telah lenyap dari budaya Romawi.
Gladiator memiliki posisi menarik dalam masyarakat Romawi. Sementara dianggap rendah sebagai budak, mereka juga dihormati sebagai petarung berbakat dan terampil.
Gladiator dibayar untuk semua pertarungan yang mereka lakukan dan beberapa diantaranya mampu membeli jalan menuju kebebasan.
Banyak gladiator menjadi selebriti dan bekerja sebagai pengawal setelah masa bertarung mereka berakhir.
Pertarungan ini biasanya dipentaskan di arena besar yang disaksikan banyak penonton.
Gladiator banyak dijadikan tema dalam berbagai budaya populer modern termasuk film dan komik.
Seorang gladiator di Roma bisa berasal dari berbagai kalangan, di antaranya budak, penjahat yang sudah dihukum, atau tawanan perang.
Gladiator biasanya dibeli dari orang-orang yang mengkhususkan diri dalam pelatihan dan pengelolaan gladiator.
Namun, gladiator juga bisa berasal dari orang bebas yang memang memutuskan untuk menjadi seorang petarung.
Pada masa itu terdapat pula gladiator wanita meski dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan laki-laki.
Pertarungan gladiator biasanya menjadi peristiwa besar. Sebelum dimulai, penonton akan dihibur dengan pertarungan hewan atau eksekusi publik.
Saat bertarung, gladiator bisa melawan sesama gladiator lain atau melawan berbagai binatang buas seperti singa.
Meskipun pertarungan bisa berlangsung sengit, kematian sebenarnya relatif jarang terjadi.
Banyak biaya harus dikeluarkan untuk melatih seorang gladiator, sehingga sayang jika gladiator harus mati dalam sekali pertarungan.
Namun, ketika seorang gladiator menunjukkan sikap pengecut dan tampil tidak maksimal, maka kematian biasanya akan menjadi akhir bagi mereka.
Bukti sejarah menunjukkan bahwa awal pertarungan gladiator dimulai sekitar abad ke-3 SM.
Pada abad ke-2 M, pertandingan gladiator telah menjadi peristiwa besar di Roma dengan berbagai acara juga diadakan untuk menarik perhatian penonton.
Pada abad ke-4 M, gladiator sebagian besar telah lenyap dari budaya Romawi.
Gladiator memiliki posisi menarik dalam masyarakat Romawi. Sementara dianggap rendah sebagai budak, mereka juga dihormati sebagai petarung berbakat dan terampil.
Gladiator dibayar untuk semua pertarungan yang mereka lakukan dan beberapa diantaranya mampu membeli jalan menuju kebebasan.
Banyak gladiator menjadi selebriti dan bekerja sebagai pengawal setelah masa bertarung mereka berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar