Metode
kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan secara fisika yang
menggunakan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Pemisahan ini
terjadi karena adanya perbedaan migrasi yang disebabkan oleh beda
koefisien distribusi dari masing-masing komponen. Salah satunya
merupakan lapisan stasioner (fase diam) dengan permukaan yang luas dan
fase yang lain berupa zat alir (fluida) yang mengalir lambat menembus
sepanjang lapisan stasioner (Gritter et al, 1991).
Kromatografi lapis tipis (KLT)
Kromatografi lapis tipis
(KLT) fase diamnya berupa lapisan dan fase geraknya mengalir karena
kerja kapiler. Dalam kajian analisis kualitatif, kromatografi lapis
tipis sangat umum digunakan dalam teknik analisis kimia, antara lain
yaitu:
1. Untuk identifikasi suatu senyawa.
2. Untuk mengetahui berapa banyak jenis senyawa dalam suatu campuran
(kemurnian).
3. Untuk mengetahui pelarut/perbandingan pelarut yang cocok untuk pemisahan pada kromatografi kolom.
4. Untuk memonitor pemisahan pada kromatografi kolom.
Visualisasi untuk senyawa yang tidak berwarna harus dideteksi dengan cara penyinaran lampu UV, dengan memasukkan ke dalam uap iodin, atau dengan pereaksi penampak noda seperti Dragendorf. Noda yang didapat ditandai dengan pensil untuk menentukan harga Rf yang berkisar antara 0-1. Harga Rf dapat dihitung dengan membandingkan jarak yang ditempuh komponen dengan jarak yang ditempuh eluen (Sastrohamidjojo, 2001).
2. Untuk mengetahui berapa banyak jenis senyawa dalam suatu campuran
(kemurnian).
3. Untuk mengetahui pelarut/perbandingan pelarut yang cocok untuk pemisahan pada kromatografi kolom.
4. Untuk memonitor pemisahan pada kromatografi kolom.
Visualisasi untuk senyawa yang tidak berwarna harus dideteksi dengan cara penyinaran lampu UV, dengan memasukkan ke dalam uap iodin, atau dengan pereaksi penampak noda seperti Dragendorf. Noda yang didapat ditandai dengan pensil untuk menentukan harga Rf yang berkisar antara 0-1. Harga Rf dapat dihitung dengan membandingkan jarak yang ditempuh komponen dengan jarak yang ditempuh eluen (Sastrohamidjojo, 2001).
KLT preparatif
Pada kajian preparatif, metode KLT adalah metode yang dapat digunakan untuk pemisahan senyawa dalam jumlah yang tidak begitu banyak dan komponen sampel yang akan dipisahkan juga tidak begitu banyak jenisnya. Sebagai adsorben pada umumnya digunakan silika gel atau alumina dengan ketebalan 0,5-2,0 mm
yang melekat pada suatu plat tipis dari kaca atau alumunium. Plat kromatografi yang digunakan biasanya berukuran 20 x 10 cm atau 20 x 20 cm. Sampel kira-kira 2 ml diaplikasikan dengan cara menggariskannya pada garis dasar dengan tidak merusak lapisan adsorben. Pengembangan dikerjakan seperti pada KLT lain. Banyaknya sampel yang diaplikasikan antara 50-250 mg. Cara visualisasi yang dipakai bersifat nondestruktif. Pengumpulan komponen yang terpisah dikerjakan dengan mengerok adsorben dengan menggunakan spatula atau silet yang bersih. Hasil kerokan tersebut dikumpulkan di atas corong dengan kertas saring. Kemudian diekstrak dengan pelarut yang mudah menguap dan polaritasnya cukup untuk melarutkan secara kuantitatif. KLT preparatif dikerjakan secara cepat untuk mencegah terjadinya kerusakan pada masing-masing komponen penyusun (Adnan, 1997).
Pada kajian preparatif, metode KLT adalah metode yang dapat digunakan untuk pemisahan senyawa dalam jumlah yang tidak begitu banyak dan komponen sampel yang akan dipisahkan juga tidak begitu banyak jenisnya. Sebagai adsorben pada umumnya digunakan silika gel atau alumina dengan ketebalan 0,5-2,0 mm
yang melekat pada suatu plat tipis dari kaca atau alumunium. Plat kromatografi yang digunakan biasanya berukuran 20 x 10 cm atau 20 x 20 cm. Sampel kira-kira 2 ml diaplikasikan dengan cara menggariskannya pada garis dasar dengan tidak merusak lapisan adsorben. Pengembangan dikerjakan seperti pada KLT lain. Banyaknya sampel yang diaplikasikan antara 50-250 mg. Cara visualisasi yang dipakai bersifat nondestruktif. Pengumpulan komponen yang terpisah dikerjakan dengan mengerok adsorben dengan menggunakan spatula atau silet yang bersih. Hasil kerokan tersebut dikumpulkan di atas corong dengan kertas saring. Kemudian diekstrak dengan pelarut yang mudah menguap dan polaritasnya cukup untuk melarutkan secara kuantitatif. KLT preparatif dikerjakan secara cepat untuk mencegah terjadinya kerusakan pada masing-masing komponen penyusun (Adnan, 1997).
Kromatografi kolom
Kromatografi kolom merupakan salah satu metode kromatografi dengan fase
gerak cair dan fase diam padat. Penggunaan fase gerak (eluen)
disesuaikan dengan kepolaran senyawa yang akan dipisahkan. Fase diam
ditempatkan dalam tabung kaca berbentuk silinder, pada bagian bawah
tertutup dengan katup atau kran dan fase gerak dibiarkan mengalir ke
bawah melaluinya karena gaya berat. Pada kondisi yang dipilih dengan
baik, eluen yang merupakan komponen campuran, turun berupa pita dengan
laju yang berlainan dan dengan demikian dipisahkan. Eluen biasanya
dipisahkan dengan cara membiarkannya mengalir keluar dari kolom dan
mengumpulkannya sebagai fraksi, seringkali dengan memakai pengumpul
fraksi mekanis (Gritter et al, 1991).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar