Hutan tropis yang kaya dengan berbagai jenis tumbuhan (biodiversity) merupakan sumber daya hayati dan sekaligus sebagai gudang senyawa kimia (chemodiversity)
baik berupa senyawa kimia hasil metabolisme primer yang disebut juga
sebagai senyawa metabolit primer seperti protein, karbohidrat, lemak
yang digunakan sendiri oleh tumbuhan tersebut untuk pertumbuhannya,
maupun sebagai sumber senyawa metabolit sekunder seperti terpenoid,
steroid, kumarin, flavonoid dan alkaloid. senyawa metabolit sekunder
merupakan senyawa kimia yang umumnya mempunyai kemampuan bioaktifitas
dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan tersebut dari gangguan hama
penyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya.
Senyawa
kimia sebagai hasil metabolit sekunder atau metabolit sekumder telah
banyak digunakan sebagai zat warna, racun, aroma makanan, obat-obatan
dan sebagainya serta sangat banyak jenis tumbuh- tumbuhan yang digunakan
obat-obatan yang dikenal sebagai obat tradisional sehingga diperlukan
penelitian tentang penggunaan tumbuh- tumbuhan berkhasiat dan mengetahui
senyawa kimia yang berfungsi sebagai obat. Senyawa-senyawa kimia yang
merupakan hasil metabolisme sekunder pada tumbuhan sangat beragam dan
dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan senyawa bahan alam yaitu
terpenoid, steroid, kumarin, flavonoid dan alkaloid.
Terpenoid
Terpenoida
adalah merupakan komponen-komponen tumbuhan yang mempunyai bau dan
dapat diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan disebut sebagai
minyak atsiri. Minyak
atsiri yang berasal dari bunga pada awalnya dikenal dari penentuan struktur secara sederhana, yaitu dengan perbandingan aton hidrogen dan atom karbon dari suatu senyawa terpenoid yaitu 8 : 5 dan dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan bahwa senyawa tersebut adalah golongan terpenoid. Minyak atsiri bukanlah senyawa murni akan tetapi merupakan campuran senyawa organik yang kadangkala terdiri dari lebih dari 25 senyawa atau komponen yang berlainan. Sebagaian besar komponen minyak atsiri adalah senyawa yang hanya mengandung karbon dan hidrogen atau karbon, hidrogen dan oksigen yang tidak bersifat aromatik yang secara umum disebut terpenoid.
Sebagian
besar terpenoid mempunyai kerangka karbon yang dibangun oleh dua atau
lebih unit C-5 yang disebut unit isopren. Unit C-5 ini dinamakan
demikian karena kerangka karbonnya sama seperti senyawa isoprene.atsiri yang berasal dari bunga pada awalnya dikenal dari penentuan struktur secara sederhana, yaitu dengan perbandingan aton hidrogen dan atom karbon dari suatu senyawa terpenoid yaitu 8 : 5 dan dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan bahwa senyawa tersebut adalah golongan terpenoid. Minyak atsiri bukanlah senyawa murni akan tetapi merupakan campuran senyawa organik yang kadangkala terdiri dari lebih dari 25 senyawa atau komponen yang berlainan. Sebagaian besar komponen minyak atsiri adalah senyawa yang hanya mengandung karbon dan hidrogen atau karbon, hidrogen dan oksigen yang tidak bersifat aromatik yang secara umum disebut terpenoid.
Steroid
Steroid
terdiri atas beberapa kelompok senyawa dan penegelompokan ini
didasarkan pada efek fisiologis yang diberikan oleh masing-masing
senyawa. Kelompok-kelompok itu adalah sterol, asam- asam empedu, hormon
seks, hormon adrenokortikoid, aglikon kardiak dan sapogenin. Ditinjau
dari segi struktur molekul, perbedaan antara berbagai kelompok steroid
ini ditentukan oleh jenis substituen R1, R2, R3
yang terikat pada kerangka dasar karbon. sedangkan perbedaan antara
senyawa yang satu dengan yang lain pada suatu kelompok tertentu
ditentukan oleh panjang rantai karbon R1, gugus fungsi yang terdapat pada substituen R1, R2, R3,
jumlah serta posisi gugus fungsi oksigen dan ikatan rangkap dan
konfigurasi dari pusat-pusat asimetris pada kerangka dasar karbon
tersebut.
Percobaan-percobaan
biogenetik menunjukkan bahwa steroid yang terdapat dialam berasal dari
triterpenoid. Steroid yang terdapat dalam jaringan hewan beasal dari
triterpenoid lanosterol sedangkan yang terdapat dalam jaringan tumbuhan
berasal dari triterpenoid sikloartenol setelah triterpenoid ini
mengalami serentetan perubahan tertentu. tahap- tahap awal dari
biosintesa steroid adalah sama bagi semua steroid alam yaitu pengubahan
asam asetat melalui asam mevalonat dan skualen (suatu triterpenoid)
menjadi lanosterol dan sikloartenol.
Struktur umum senyawa steroid
Alkaloida
Alkaloid
adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan dialam.
Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloida mengandung
paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan dalam
sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin
heterosiklik.
Hampir
semua alkaloida yang ditemukan dialam mempunyai keaktifan biologis
tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna
dalam pengobatan. Misalnya kuinin, morfin dan stiknin adalah alkaloida
yang terkenal dan mempunyai efek sifiologis dan psikologis. Alakaloida
dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun,
ranting dan kulit batang. Alakloida umumnya ditemukan dalam kadar yang
kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal
dari jaringan tumbuhan.
Alkaloida
tidak mempunyai tatanam sistematik, oleh karena itu, suatu alkaloida
dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin, morfin dan stiknin.
Hampir semua nama trivial ini berakhiran –in yang mencirikan alkaloida.
Beberapa contoh senyawa alkaloida.
Flavonoid
Senyawa
flavonoida adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang
ditemukan dialam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu
dan biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemuykan dalam
tumbuh-tumbuhan.
Flavonoida mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana dua cincin benzen (C6) terikat pada suatu rantaipropana (C3) sehingga membentuk suatu susnan C6 – C3 – C6. Susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur senyawa flavonoida. Contoh senyawa flavonoida, diantaranya isoflavonoida.
Saponin
Saponin
adalah suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak macam tanaman.
Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada
bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap
pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui, mungkin
sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, atau merupakan waste product
dari metabolisme tumbuh-tumbuhan. Kemungkinan lain adalah sebagai
pelindung terhadap serangan serangga.
Sifat-sifat Saponin adalah:
1) Mempunyai rasa pahit
2) Dalam larutan air membentuk busa yang stabil
3) Menghemolisa eritrosit
4) Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
5) Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksisteroid lainnya
6) Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
7) Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya menghasilkan formula empiris yang mendekati.
Toksisitasnya
mungkin karena dapat merendahkan tegangan permukaan (surface tension).
Dengan hidrolisa lengkap akan dihasilkan sapogenin (aglikon) dan
karbohidrat (hexose, pentose dan saccharic acid).
Berdasarkan atas sifat kimiawinya, saponin dapat dibagi dalam dua kelompok:
1) Steroids dengan 27 C atom.
2) Triterpenoids, dengan 30 C atom.
Macam-macam
saponin berbeda sekali komposisi kimiawinya, yaitu berbeda pada aglikon
(sapogenin) dan juga karbohidratnya, sehingga tumbuh-tumbuhan tertentu
dapat mempunyai macam-macam saponin yang berlainan, seperti:
·Quillage saponin : campuran dari 3 atau 4 saponin
·Alfalfa saponin : campuran dari paling sedikit 5 saponin
·Soy bean saponin : terdiri dari 5 fraksi yang berbeda dalam sapogenin, atau karbohidratnya, atau dalam kedua-duanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar