Manusia yang tidak menjaga lisannya dengan baik biasanya suka menyebut
orang yang tidak disukainya dengan sebutan nama-nama hewan. Ada yang
menyebut seseorang dengan kata anjing, babi, monyet, kampret, asu,
bangsat, dan lain sebagainya. Nama-nama binatang tersebut apabila
ditujukan kepada kita mungkin bukan hal yang begitu kita permasalahkan.
Namun hal tersebut akan menjadi masalah besar jika yang melakukannya
adalah Tuhan kita Allah SWT.
Dasar Dalil Orang-Orang yang Disamakan Dengan Binatang / Hewan Oleh Tuhan
Terjemahan QS. Al A’raf ayat 179) :
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
Ciri-Ciri Manusia yang Dianggap Binatang atau Lebih Parah Dari Binatang Oleh Tuhan
1. Enggan memahami ayat Al-Qur'an walaupun punya hati.
2. Enggan melihat tanda-tanda kebesaran Allah SWT walaupun punya mata.
3. Enggan mendengar ayat Al-Qur'an walaupun punya kuping.
Dari ketiga ciri-ciri di atas memang telah terbukti pada kehidupan kita sehari-hari. Kita telah terbiasa mendengar berita tentang orang-orang yang melakukan berbagai perbuatan yang menyimpang dan juga yang keji di luar batas kemanusiaan. Seolah-oleh mereka hidup hanya sekali dan kemudian mati tanpa akan dibangkitkan lagi di dunia lain. Dengan begitu mereka pun akan berupaya untuk mencari kesenangan sebanyak-banyaknya di dunia tanpa peduli dengan orang lain apalagi pada Allah SWT yang menciptakannya.
Jika sudah tidak lagi peduli dengan nasib orang lain dan hanya mementingkan kepentingan diri sendiri saja maka sifat kejam pun bisa muncul. Muncul pula rasa takut akan berakhirnya kesenangan-kesenangan yang selama ini diraih. Apa pun dikorbankan agar kesenangan yang ada tidak hilang, termasuk mengorbankan orang yang menyayanginya, seperti anggota keluarga sendiri. Itulah mengapa di antara manusia terdapat pribadi-pribadi yang dikatakan Allah SWT sebagai individu yang lebih buruk dari binatang ternak.
Oleh sebab itu marilah kita renungkan kembali ayat tersebut di atas agar kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang disamakan dengan binatang kelak di akhirat. Syaratnya mudah, yaitu rajin mendengar ayat-ayat Allah SWT, belajar memahami ayat-ayat Allah SWT dan melihat serta memikirkan berbagai tanda-tanda kebesaran Allah SWT di dunia ini. Ketiga hal tersebut terkadang bisa kita dapatkan dari acara pengajian / ceramah Agama Islam. Jika tidak sempat ikut pengajian, maka kita bisa lihat rekamannya melalui internet komputer atau handphone smartphone. Selamat berusaha menjadi manusia yang seutuhnya baik di dunia maupun di akherat, terima kasih.
Dasar Dalil Orang-Orang yang Disamakan Dengan Binatang / Hewan Oleh Tuhan
Terjemahan QS. Al A’raf ayat 179) :
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
Ciri-Ciri Manusia yang Dianggap Binatang atau Lebih Parah Dari Binatang Oleh Tuhan
1. Enggan memahami ayat Al-Qur'an walaupun punya hati.
2. Enggan melihat tanda-tanda kebesaran Allah SWT walaupun punya mata.
3. Enggan mendengar ayat Al-Qur'an walaupun punya kuping.
Dari ketiga ciri-ciri di atas memang telah terbukti pada kehidupan kita sehari-hari. Kita telah terbiasa mendengar berita tentang orang-orang yang melakukan berbagai perbuatan yang menyimpang dan juga yang keji di luar batas kemanusiaan. Seolah-oleh mereka hidup hanya sekali dan kemudian mati tanpa akan dibangkitkan lagi di dunia lain. Dengan begitu mereka pun akan berupaya untuk mencari kesenangan sebanyak-banyaknya di dunia tanpa peduli dengan orang lain apalagi pada Allah SWT yang menciptakannya.
Jika sudah tidak lagi peduli dengan nasib orang lain dan hanya mementingkan kepentingan diri sendiri saja maka sifat kejam pun bisa muncul. Muncul pula rasa takut akan berakhirnya kesenangan-kesenangan yang selama ini diraih. Apa pun dikorbankan agar kesenangan yang ada tidak hilang, termasuk mengorbankan orang yang menyayanginya, seperti anggota keluarga sendiri. Itulah mengapa di antara manusia terdapat pribadi-pribadi yang dikatakan Allah SWT sebagai individu yang lebih buruk dari binatang ternak.
Oleh sebab itu marilah kita renungkan kembali ayat tersebut di atas agar kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang disamakan dengan binatang kelak di akhirat. Syaratnya mudah, yaitu rajin mendengar ayat-ayat Allah SWT, belajar memahami ayat-ayat Allah SWT dan melihat serta memikirkan berbagai tanda-tanda kebesaran Allah SWT di dunia ini. Ketiga hal tersebut terkadang bisa kita dapatkan dari acara pengajian / ceramah Agama Islam. Jika tidak sempat ikut pengajian, maka kita bisa lihat rekamannya melalui internet komputer atau handphone smartphone. Selamat berusaha menjadi manusia yang seutuhnya baik di dunia maupun di akherat, terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar