A. Pengertian Nilai Sosial
Secara
sederhana, nilai sosial dapat diartikan sebagai sesuatu yang baik,
diinginkan, diharapkan, dan dianggap penting oleh masyarakat. Hal-hal
tersebut menjadi acuan warga masyarakat dalam bertindak. Jadi, nilai
sosial mengarahkan tindakan manusia.
Wujud
nilai dalam kehidupan itu merupakan sesuatu yang berharga sebab dapat
membedakan yang benar dan yang salah, yang indah dan yang tidak indah,
dan yang baik dan yang buruk. Wujud nilai dalam masyarakat berupa
penghargaan, hukuman, pujian, dan sebagainya.
Berbagai rumusan yang telah dikemukakan oleh para sosiolog tentang nilai sosial sebagai berikut.
- Koentjaraningrat
Koentjaraningrat mengartikan nilai sosial sebagai konsepsi konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat penting dalam hidup. - Charles F. Andrian
Charles F. Andrian mendefinisikan nilai sosial sebagai konsep-konsep umum mengenai sesuatu yang ingin dicapai, serta memberikan petunjuk mengenai tindakan-tindakan yang harus diambil - Young
Young merumuskan nilai sosial, yaitu sebagai asumsi-asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting. - Green
Green melihat nilai sosial itu sebagai kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek, ide, dan orang perorangan. - Woods
Woods menyatakan bahwa nilai sosial merupakan petunjuk-petunjuk umum dan telah berlangsung lama yang mengarah pada tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. - M.Z. Lawang
M.Z. Lawang berpendapat bahwa nilai sosial merupakan gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, dan yang mempengaruhi perilaku sosial
B. Jenis-jenis Nilai Sosial
Menurut Prof. Dr. Notonagoro, nilai dapat dibagi atas tiga jenis sebagai berikut.
- Nilai material, yaitu segala benda yang berguna bagi manusia.
- Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat hidup dan mengadakan kegiatan.
- Nilai
spiritual, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai
kerohanian dibedakan lagi menjadi empat macam, yaitu:
- Nilai moral (kebaikan) yang bersumber dari unsur kehendak atau kemauan (karsa, etika);
- Nilai religius, yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tertinggi dan mutlak;
- Nilai kebenaran (kenyataan) yang bersumber dari unsur akal manusia; dan
- Nilai keindahan, yang bersumber dari unsur rasa manusia atau perasaan (estetis).
Berdasarkan fungsinya, nilai dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu nilai integratif dan disintegratif.
- Nilai integratif
Nilai integratifadalah nilai-nilai di mana akan memberikan tuntutan atau mengarahkan seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mencapai cita-cita bersama. Sifat nilai integratif dalam universal, misalnya sopan santun, tenggang rasa, kepedulian, dan lain-lain. - Nilai disintegratif
Nilai disintegratif adalah nilai-nilai sosial yang berlaku hanya untuk sekelompok orang di wilayah tertentu. Jadi, sifat nilai disintegratif adalah lokal dan sangat etnosentris. Oleh karena itu, jika diterapkan pada lingkungan sosial budaya lain akan mengakibatkan konflik sosial, karena terjadi benturan-benturan nilai yang berbeda. Contoh: dalam hal memberi sesuatu kepada seseorang. Orang Prancis menerima atau memberi dengan tangan kiri adalah sesuatu yang wajar, namun bagi orang Indonesia memberi dengan tangan kiri diartikan sebagai penghinaan.
C. Sumber Nilai Sosial
Pada intinya, adanya nilai sosial dalam masyarakat bersumber pada tiga hal yaitu dari Tuhan, masyarakat, dan individu.
- Nilai yang Bersumber dari Tuhan
Sumber nilai sosial berasal dari Tuhan biasanya diketahui melalui ajaran agama yang ditulis dalam kitab suci. Dalam ajaran agama, terdapat nilai yang dapat memberikan pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku terhadap sesamanya. Sebagai contoh, adanya nilai kasih sayang, ketaatan, kejujuran, hidup sederhana, dan lainlain. Nilai yang bersumber dari Tuhan sering disebut nilai theonom. - Nilai yang Bersumber dari Masyarakat
Masyarakat menyepakati sesuatu hal yang dianggap baik dan luhur, kemudian menjadikannya sebagai suatu pedoman dalam bertingkah laku. Sebagai contohnya, kesopanan dan kesantunan terhadap orang tua. Nilai yang berasal dari hasil kesepakatan banyak orang disebut nilai heteronom. - Nilai yang Bersumber dari Individu
Pada dasarnya, setiap individu memiliki sesuatu hal yang baik, luhur, dan penting. Sebagai contohnya, kegigihan dalam bekerja yang dimiliki oleh seseorang. Seseorang beranggapan bahwa kerja keras adalah sesuatu yang penting untuk mencapai suatu kesuksesan/ keberhasilan. Lambat laun nilai ini diikuti oleh orang lain yang pada akhirnya akan menjadikan nilai tersebut milik bersama. Dalam kenyataannya, nilai sosial yang berasal dari individu sering ditularkan dengan cara memberi contoh perilaku yang sesuai dengan nilai yang dimaksud. Nilai yang berasal dari individu disebut nilai otonom.
D. Ciri-ciri Nilai Sosial
Segala
sesuatu memiliki penanda yang khas. Dengan memerhatikan penanda
tersebut, kita dapat membedakan sesuatu dengan yang lain. Begitu pula
nilai sosial. Ciri-ciri nilai sosial sebagai berikut.
- Merupakan hasil interaksi sosial antaranggota masyarakat.
- Bisa dipertukarkan kepada individu atau kelompok lain.
- Terbentuk melalui proses belajar.
- Bervariasi antarmasyarakat yang berbeda.
- Bisa berbeda pengaruhnya terhadap setiap individu dalam masyarakat.
- Bisa berpengaruh positif atau negatif terhadap pengembangan pribadi seseorang.
- Berisi anggapan-anggapan dari berbagai objek di dalam masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar